Perjalanan
“Pendidikan Luar Sekolah”
Yah sederhana memang dengan nama ini,namun lumayan asing ditelinga masyarakat awan seperti saya. Seperti yang kalian tau, jurusan ini tidak lain dan tidak bukan adalah yang dulunya bernama “Pendidikan Sosial” atau “Pendidikan Masyarakat” yang telah berkembang dan berganti nama di era globalisasi sejak tahun 70an.
Singkat tentang namanya, namun banyak kegunaanya bagi masyarakat. Jurusan ini ialah jurusan yang bermanfaat khususnya masyarakat golongan menengah kebawah. Jurusan ini bergerak di sektor pendidikan nonformal dan informal,seperti pemberantasan buta aksara, pendidikan bagi masyarakat yang tidak didapatkan dari pendidikan formal di lingkungan sekolah.
Ya,itu kurang lebih gambaran umum yang saya tau. Sebelumnya ada banyak cerita dan alasan mengapa saya memilih jurusan ini, banyak juga suka dan duka yang saya alami sebelum saya berjalan hampir tiga semester ini menuju Strata Satu di salah satu Universitas Negeri di kota pahlawan ini.
Sebelum saya bercerita banyak,ijinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Sebut saja, nama yang sudah asing ditelinga kalian semua, nama saya Dhony Prasetyo, Lahir di “Kota Santri” Jombang dua puluh tahun lalu pada tangga dua puluh tujuh Mei. Saya memulai Pendidikan formal di sebuah Sekolah Dasar sederhana di ujung Kabupaten Jombang yaitu SD Sidowarek 2. Kemudian saya melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Ngoro, lalu menuju Sekolah Menengah Kejuruan berbasis teknik di SMKN 3 Jombang.
Lama sekali saya memendam hasrat untuk melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi sejak saya menginjak bangku sekolah dasar. Dan ternyata lama juga saya harus menunggu. Setelah saya menyelesaikan pendidikan sekolah menengah kejuruan tersebut, saya belum tau sama sekali bagaimana tata cara mengikuti tes ke perguruan tinggi yang diadakan setiap tahun secara nasional. Tidak dapat dipungkiri, karena latar belakang kedua orang tua saya hanyalah seorang berpendidikan rendah. Ayah saya,sebut saja “Mustakim” kurang lebih berumur empat puluh tiga tahun hanya berkerja menjadi buruh toko bangunan di seberang jalan rumah saya. Dan ibu saya “Suhartin” kurang lebih berumur sama dengan ayah hanya dirumah menjadi ibu rumah tangga,mengurus rumah tangga yang rukun dan bahagia ini dengan adik perempuan saya “Mutia Nur Safitri” yang masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama saat saya menulis ini.
Pada suatu ketika di siang itu, ada seorang teman saya tiba tiba datang ke rumah. Entah apakah dia dikirim oleh Tuhan untuk memberikan saya informasi tentang tes masuk Perguruan Tinggi Negeri. Ya dan benar saja, ia dengan bahagia mengajak saya mendaftar online tes SNMPTN tulis tahun 2011. Pada saat itu seketika saya bersedih,t idak tau harus berbuat apa. Hati dan kemauan saya begitu ingin, tapi apa daya masalah finansial keluarga yang tidak memungkinkan. Pada waktu itu, ekonomi keluarga sedang terpuruk ketika ayah mengalami kecelakaan pekerjaan. Beliau harus dirawat intensif selama kurang lebih empat bulan dan tidak bekerja. Bagaimana saya tega untuk meminta mereka untuk sekedar mendukung saya kuliah ketika sedang berada di posisi yang bisa dibilang tidak memungkinkan. Pada saat itu Tuhan benar benar menguji ketabahan keluarga kami, bahwa cobaan tersebut mungkin akan membuat kami lebih bersabar dan bertawakal.
Tapi bukan saya jika tidak mau berjuang. Saat itu biaya tes yang masih seratus lima puluh ribuan, saya nekat meminjam uang kepada teman, dan sisanya uang jajan di kantong satu satunya yang saya pakai untuk melengkapi dan membayar biasa tes. Saya melakukan hal tersebut tanpa di ketahui kedua orang tua saya. Dan disinilah kesabaran saya diuji kembali oleh Tuhan ketika sebelum tes tiba. Saya berangkat menuju tempat tes tanpa bilang apa yang akan saya lakukan. Karena jujur saja, saya belum begitu tega untuk memberitahukan pada mereka soal ini. Saya hanya bilang akan mengitu tes pekerjaan disalah satu Perusahaan di Surabaya atas referensi dari pihak sekolah. Selama mengikuti tes saya menginap di salah satu rumah saudara dari ibu di daerah Plemahan Tegalsari Surabaya.
Dan tibalah saatnya pagi itu datang, waktu tes SNMPTN 2011 hari pertama dimulai, saya mulai berangkat menuju tempat tes di gedung C3 FMIPA Universitas Negeri Surabaya. Saat itu saya mengambil program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Surabaya dimana tempat tes itu sendiri dikarenakan cita cita yang ingin saya wujudkan menjadi guru Bahasa Indonesia atas inspirasi dari para guru Bahasa Indonesia saya sejak bangku sekolah dasar.
Waktu itu saya masih ingat sekali, saat sebelum sampai di tempat tes ban sepeda motor yang saya tumpangi bocor. Saya sama sekali tidak punya firasat apapun tentang apapun waktu itu, saya hanya mengira ini adalah peristiwa biasa. Akan tetapi ini adalah sebuah pertanda dari Tuhan.
Setelah dua hari tes selesai saya kembali ke rumah dan harap harap cemas soal hasil tes tersebut. Saya hanya tidak tau apa yang harus saya lakukan jika saya diterima,dan saya tidak mengerti harus melakukan apa jika nantinya gagal. Lama saya menunggu beberapa hari, tibalah saat itu. Saat dimana pengumuman tes diumumkan. Dengan perasaan yang gusar dan tidak tenang saya menuju warung internet didekat rumah kakak dari ibu saya yang berada di Plemahan Surabaya tersebut. Dan tibalah ketika itu cobaan dan tamparan keras kehidupan harus saya alami. Hasil tes menunjukan jika saya gagal diterima di kampus dan program studi yang saya pilih. Ketika itu saya tidak tau harus berbuat apa,harus bagaimana. Yang saya tau dunia sangat kejam,amat kejam. Tapi semua itu hanyalah rencana Tuhan yang tidak saya tau.
Setelah peristiwa kegagalan tersebut saya berdoa pada Tuhan, saya percaya bahwa semua itu adalah rencanaNya. Dan benar saja,Tuhan memberikan saya semangat untuk mencari pekerjaan untuk mencari dan mengumpulkan biaya kuliah pada tahun berikutnya. Tanpa disangka, memang benar kata orang, mencari pekerjaan tidak semudah yang saya kira. Saya harus kesana kemari, berpindah ketempat satu ketempat yang lain. Kehilangan banyak uang untuk membuat belasan surat lamaran kerja.
Setelah peristiwa kegagalan tersebut saya berdoa pada Tuhan, saya percaya bahwa semua itu adalah rencanaNya. Dan benar saja,Tuhan memberikan saya semangat untuk mencari pekerjaan untuk mencari dan mengumpulkan biaya kuliah pada tahun berikutnya. Tanpa disangka, memang benar kata orang, mencari pekerjaan tidak semudah yang saya kira. Saya harus kesana kemari, berpindah ketempat satu ketempat yang lain. Kehilangan banyak uang untuk membuat belasan surat lamaran kerja.
Dan ternyata surat terakhir yang saya antarkan itulah yang menjadi rejeki bagi saya. Benar saja,s aya dipanggil untuk interview karyawan baru dan diterima di salah satu Restoran Jepang di salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya. Dimulai dari dapur restoran itulah saya berjuang,mengumpulkan uang untuk kuliah di tahun berikutnya. Dengan bermodalkan semangat dan kegigighan saya berjuang, berpeluh keringat, menebalkan telinga dari omelan atasan. Semua saya mulai dari bawah sekali, entah berapakali saya meneteskan air mata saat saya merasa kecapekan dan dibentak oleh atasan. Bukan bermaksud cengeng, tapi itulah tetesan airmata murni perjuangan seorang remaja yang datang ke Kota Pahlawan yang sebelumnya bermaksud untuk kuliah di Perguruan Tinggi tapi malah bergelut dengan waktu karena pekerjaan. Tak peduli siang malam saya terjang, kesempatan lembur saya manfaatkan tanpa peduli kondisi badan. Itulah mengapa alasan saya sangat membenci mereka yang tidak memanfaatkan kesempatan kuliah dengan baik. Disaat saya harus banting tulang untuk menebus itu semua. Tapi Tuhan Maha Adil, Tuhan tau apa yang saya butuhkan bukan yang saya inginkan. Saya diberikan pekerjan bukan karena tersiksa, tapi supaya tau bagaimana susahnya mencari uang yang sebelumnya mudah saya hambur hamburkan. Banyak pengalaman yang saya dapat saya di dunia pekerjaa tersebut. Pengalaman yang mengajarkan saya tentang arti kehidupan yang sesungguhnya.
Waktu berlalu begitu cepat,dan tibalah saatnya tes SNMPTN 2012 mulai dekat. Saya mempersiapkan tabungan untuk segera mengikuti tes tersebut. Pada saat itu saya cukup bangga karena tidak harus merepotkan kedua orang tua. Dan tibalah bulan Mei tahun 2012,dimana pendaftaran dibuka. Dan saya cukup percaya diri saat mendaftarkan diri walau selisih tahun kelulusan dengan para calon mahasiswa baru yang lainnya.
Saat itu, saya mendapatkan tempat tes di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga dikarenakan saya mengambil tes golongan IPC. Saat itu pilihan program studi yang saya ambil masih tetap sama yaitu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Entah mengapa saya begitu antusias dan berminat di jurusan ini. Tapi ternyata Tuhan berkata lain. Lagi lagi Tuhan belum merestui saya untuk pergi mencari ilmu ke bangku kuliah. Saat itu saya kembali mengalami kegagalan di tes tahun kedua. Entah karena apa saya tidak tau. Saya hanya percaya pada Tuhan, mungkin Tuhan belum menunjukkan rencanaNya kepada saya.
Ya, dan lagi Tuhan berkata lain. Tapi bukan saya namanya jika mudah menyerah. Saya bertekat mengikuti tes Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru gelombang pertama di Unesa dengan pilihan prodi yang tetap sama yaitu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Entah mengapa lagi lagi saya belum jera dan ingin mencoba untuk kali ketiga di jurusan ini. Saya terasa terhipnotis dengan para guru Bahasa Indonesia yang mengajar saya sejak bangku sekolah dasar. Saya ingin sekali menjadi seperti mereka. Entah saya tidak tau soal ini, yang jelas saya ingin sekali menjadi guru Bahasa Indonesia bagaimanapun caranya ketika itu. Dan taukah apa hasilnya? Saya kembali gagal. Itu kegagalan kali ketiga saya. Saat itu juga saya tidak tau apa yang menjadi kekurangan saya. Perjuangan yang begitu panjang ini, penantian selama ini hanya sia sia. Saat itu keadaan sangat tragis sekali, saya masih belum tau apa rencana Tuhan dibalik kegagalan dua tahun itu.
Sempat saya berfikir untuk mendaftar ke Perguruan Tinggi Swasta di kota Surabaya untuk mengambil prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tapi taukah,Tuhan masih berkata lain. Tuhan berkata “ini bukan tempatmu,Aku sudah menyiapkan tempatmu setelah ini”. Saya tidak tau, apa dan mengapa Tuhan memberikan saya jalan serumit ini. Saat itu terbesit pemikiran untuk tidak memikirkan kuliah lagi. Keadaan amat sangat terputuk waktu itu. Tabungan sudah menipis karena terlalu banyak saya habiskan untuk mengikuti tes dan hasilnya gagal.
Kemudian mukjizat benar benar datang saat itu, saat dimana sudah tidak terpikirkan untuk mengikuti tes dan ingin fokus untuk bekerja, seorang teman memberi saya pencerahan dan dukungan untuk segera mengikuti tes di jalur berikutnya. Ya, dan mungkin itulah kuasa Tuhan, kekuatan Allah Swt yang Maha Agung yang tidak saya ketahui rencanaNya sebelumnya. Saya dianjurkan untuk memilih program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Pendidikan Luar Sekolah sebagai pilihan kedua. Saya sudah tidak begitu yakin saat itu, Saya sudah benar benar ingin kuliah tetapi tabungan juga sudah sangat menipis kala itu. Kemudian saya memutuskan untuk memilih satu program studi dikarenakan kondisi tabungan yang sudah tidak memungkinkan untuk mengambil dua program studi.
Setelah semua proses pendaftaran selesai, beberapa hari setelah itu saya bergegas mengikuti tes tulis di Kampus Unesa Ketintang. Pada saat tersebut bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Disitulah saya mendapatkan banyak berkah bulan Ramadhan, dimana banyak mukjizat dan keajaiban yang tidak saya duga sebelumnya.
Dan tibalah hari dimana pengumuman tiba, saat itu saya masih ingat waktu subuh setelah sahur saya mendapat pesan singkat dari seorang teman jika pengumuman sudah bisa diakses. Setelah sholat Subuh saya bergegas menuju warung internet terdekat. Dan disitulah mukjizat datang, berkah Subuh yang Agung dari Allah Swt. Berkah luar biasa yang tidak saya duga. Saya menangis bahagia kala itu ketika melihat monitor komputer bertuliskan “Selamat anda diterima di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Surabaya”.
Betapa bahagianya saya saat itu, Sekali lagi Tuhan tau apa yang saya butuhkan bukan yang saya inginkan. Saya tetap bahagia walaupun ini bukan jurusan yang saya inginkan,t api ini adalah rencana yang sudah disiapkan untuk saya.
Betapa bahagianya saya saat itu, Sekali lagi Tuhan tau apa yang saya butuhkan bukan yang saya inginkan. Saya tetap bahagia walaupun ini bukan jurusan yang saya inginkan,t api ini adalah rencana yang sudah disiapkan untuk saya.
Ini kabar amat sangat menggembirakan, saya tidak peduli kepada mereka yang mengejek, mencemooh jurusan yang saya pilih sekarang. Ini pilihan Tuhan, Allah yang lebih tau tentang ini semua. Terima kasih untuk Allah atas kejutan yang luar biasa ini, betapa bahagianya saya menulis pengalaman saya yang indah ini, penuh perjuangan, penuh air mata duka dan bahagia ini.
Terima kasih kepada kedua orang tua saya kepada ayah dan ibu yang selalu memberikan dukungan dan doanya, dan untuk teman teman dan orang terdekat yang selama ini berjasa bagi saya, semoga kebaikan kalian semua dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa, Amin....
Terima kasih kepada kedua orang tua saya kepada ayah dan ibu yang selalu memberikan dukungan dan doanya, dan untuk teman teman dan orang terdekat yang selama ini berjasa bagi saya, semoga kebaikan kalian semua dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa, Amin....
Dini Hari Menjelang Subuh
28 September 2013
Komentar
Posting Komentar