Balada Orang (re: Mesin) Kantoran



Debu debu terbang menjalar dipagi hari seorang pemuda. Tiap hari bergegas dari bangun setelah semalam suntuk berkelahi dengan waktu. Menyemai gurat asa didadanya. Pagi hari dimulai dengan denting alarm, suara tangis balita cucu ibu indekos, dan kadang beberapa pedagang asongan yang lewat depan rumah.

Tak lupa kopi pagi hangat di tempat tongkrongan andalan yang sama. Dituang, diteguk, mengambil nafas panjang dan seseorang baru sadar hari baru saja di mulai. 

Kantor adalah penjara berbayar, bukankah begitu? Gedung gedung pencakar langit di kota ini yang tak pernah ada kata senyap. Kesibukan tak lekas selesai dimanapun ia berada. Hegemoni omelan, ciutan orang orang stres dengan pekerjaan. Telak. Atau lebih parah lagi, kantor adalah tempat paling muslihat dunia.

Tak dapat dipungkiri, siapapun. Coba tanyakan tingkat stres orang orang pekerja dengan baju rapi dan rambut klimis hasil minyak rambut yang dijual di toko ritel dengan harga termahal itu. Mungkinkah mereka sanggup bertahan dari bising kantor yang tak kunjung kedap walau temaram hinggap sebelum lepas. Pun, waktu menjawab segala hal rutinitas itu dengan dalih penyambung hidup.

Duapuluh empat jam dalam tujuh hari. Tak terasa otak seseorang mampat bakh comberan di linimasa kehidupan. Tak kunjung padam kobaran api didadanya meski diluar tanah basah. Seperti penyair yang lupa cara merayu semesta.

Barangkali memang benar katamu. Pada akhirnya. Yang tabah akan menang dibandingkan orang lunglai pada hidupnya sendiri. Bahwa, akal dan pikiran diciptakan sama. Tinggal bagaimana cara individu saling berebut mempersolek diri dengan hiasan apa. Memilih jalan yang mana dan bertahan dalam kehidupan dengan cara apa.

Toh. Hidup adalah mesin. Bukankah begitu? Bagaimana tidak. Orang orang melacurkan waktu. Memberangus esensi seorang manusia. Yang kadang masih ingin jalan jalan atau sekedar ngobrol sejenak dipojok jendela menyaksikan angin dan awan berkelahi pada suatu ketika.

Dan. Lebih daripada itu. Paling tidak kita adalah mesin yang berperasaan. Bisa tersakiti sekalipun patah hati. 

----

mesin mesin menderu
dipojok kantor
ringkih sambat kangen

pada pundak ~

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer