Pulang ke Yogya
Tidak
lama setelah kepulangan seseorang keperaduan
Garis cakrawala ruh sang empunya sabdatama
Ngayogyokarto Hadiningrat;
Memanggil jejak jejak kaki seseorang kembali ke negerinya
#
Yogya;
Masihkah pedagang pedagang kali lima di Malioboro sibuk memungut rerecehan dari tetamu yang kau tunggu datangnya setiap sore tiba
Masihkah lampion lampion kotamu berkedip satu detik diantara nyanyian ingin pulang seorang tukang becak dibahu jalan
Masihkah kotamu terang dengan cahaya satu persatu angkringan yang menyala nyala tanpa padam hingga fajar menjelang
Masihkah alun alun keraton riang gembira bersama kaum urban yang tak tau esok anaknya makan apa
Masihkah Tugu lambang kesucian kotamu tegak berdiri diantara kendaraan berjalan mengelilingi jalanmu yang tak bercelah saat minggu malam
Masihkah rentetan rel kereta api Stasiun Tugu dan Lempuyangan bernyanyi membentuk alunan nada rendah setiap malamnya
Masihkah para mahasiswa kotamu sibuk membaca buku diantara tumpukan makalah yang disandarkannya pada dinding kelas
Masihkah debur ombak Parangtritis berjaga kerajaan ruh sang penguasa pantai selatan dengan titahnya
Masihkah bus trans kotamu tertib menjemput penumpang tanpa peduli nasip tukang becak dan andong disekitarnya
Masihkah kaum pribumi pinggiran kali Code menyaksikan aliran air dari hulu ke hilir diantara nyanyian jiwa yang diperasnya hingga kering
Masihkah gemuruh Merapi menyapa ujung kotamu setiap sore dengan nada sumbang saat bersua arwah Mbah Marijan di Kinahrejo Sleman
Masihkah?
Yogya;
Kini perbolehkan aku bertanya padamu
Tentang kabar senja di Candi Ijo
Tentang gerimis kecil disimpang Jalan Bangutapan
Tentang serangan fajar diatap Magelang
Tentang bunyi gamelan di Taman Budaya Sewon
Tentang pasukan Abdi Dalem Keraton
Tentang kabar pekerja komersial di Sarkem
Tentang bunyi sepatu kuda di Benteng Vredeburg
Tentang lalu lalang wisatawan di Titik Nol Kilometer
Tentang lesehan gudeg di Malioboro
Tentang panggung terbuka di Fakultas Ilmu Budaya Gadjah Mada
dan segalanya tentangmu agaknya seorang pria telah terjerat daya magis garis imajiner trilogi sabdatama keistimewaan kotamu
Ngayogyokarto Hadiningrat;
Bawa seseorang ini pulang padamu
Garis cakrawala ruh sang empunya sabdatama
Ngayogyokarto Hadiningrat;
Memanggil jejak jejak kaki seseorang kembali ke negerinya
#
Yogya;
Masihkah pedagang pedagang kali lima di Malioboro sibuk memungut rerecehan dari tetamu yang kau tunggu datangnya setiap sore tiba
Masihkah lampion lampion kotamu berkedip satu detik diantara nyanyian ingin pulang seorang tukang becak dibahu jalan
Masihkah kotamu terang dengan cahaya satu persatu angkringan yang menyala nyala tanpa padam hingga fajar menjelang
Masihkah alun alun keraton riang gembira bersama kaum urban yang tak tau esok anaknya makan apa
Masihkah Tugu lambang kesucian kotamu tegak berdiri diantara kendaraan berjalan mengelilingi jalanmu yang tak bercelah saat minggu malam
Masihkah rentetan rel kereta api Stasiun Tugu dan Lempuyangan bernyanyi membentuk alunan nada rendah setiap malamnya
Masihkah para mahasiswa kotamu sibuk membaca buku diantara tumpukan makalah yang disandarkannya pada dinding kelas
Masihkah debur ombak Parangtritis berjaga kerajaan ruh sang penguasa pantai selatan dengan titahnya
Masihkah bus trans kotamu tertib menjemput penumpang tanpa peduli nasip tukang becak dan andong disekitarnya
Masihkah kaum pribumi pinggiran kali Code menyaksikan aliran air dari hulu ke hilir diantara nyanyian jiwa yang diperasnya hingga kering
Masihkah gemuruh Merapi menyapa ujung kotamu setiap sore dengan nada sumbang saat bersua arwah Mbah Marijan di Kinahrejo Sleman
Masihkah?
Yogya;
Kini perbolehkan aku bertanya padamu
Tentang kabar senja di Candi Ijo
Tentang gerimis kecil disimpang Jalan Bangutapan
Tentang serangan fajar diatap Magelang
Tentang bunyi gamelan di Taman Budaya Sewon
Tentang pasukan Abdi Dalem Keraton
Tentang kabar pekerja komersial di Sarkem
Tentang bunyi sepatu kuda di Benteng Vredeburg
Tentang lalu lalang wisatawan di Titik Nol Kilometer
Tentang lesehan gudeg di Malioboro
Tentang panggung terbuka di Fakultas Ilmu Budaya Gadjah Mada
dan segalanya tentangmu agaknya seorang pria telah terjerat daya magis garis imajiner trilogi sabdatama keistimewaan kotamu
Ngayogyokarto Hadiningrat;
Bawa seseorang ini pulang padamu
Komentar
Posting Komentar