Kereta Terlambat Satu Jam (Lempuyangan)



Denting tirai mengemis pasrah sebelum pulang. Roda roda tergelincir deras menuju Lempuyangan yang basah dengan tangisku, Kekasih. Ia bergeming menyahutiku seraya berteriak jangan pergi. 

Pengeras suara stasiun tertebak. Gunjingan dari beberapa penumpang yang berkata mengapa kereta belum jua datang tak terelakkan. Kepala stasiun berucap, “Kereta Gaya Baru Malam Selatan terpaksa terlambat satu jam karena ada masalah teknis di Stasiun sebelumnya”. Aku diam sebentar terbayang kau ada disini, disampingku. Menunggu pada saat saat terakhir perjalanan. 

Sontak tangisku pecah. Hatiku bergolak dengan hebatnya. Yogyakarta yang magis ini telah mampu membuat seseorang diam diam jatuh cinta pada ketidakpastian. Tak reda reda jua air mata meski kupadamkan.

Kekasih. Yang sulit dalam mencinta adalah melupakan. Dan relasi sulit melupakan adalah merelakan. Padahal setiap hari kuucapkan hidup dan matiku hanya untukMu dan kau. Cinta bukan bencana, tak ada rumus sebab akibat.

Hampir genap satu jam duduk disini. Melarung rasa sakit. Pertanyaan yang tak terwajab satu pun. Ribuan kata yang tak terucapkan kubawa pergi dari sini. Sungguh. Kau tak akan pernah tau. Tak akan ada perasaan kehilangan bagi seseorang yang nuraninya entah dimana.

Hujan Lempuyangan. Dengan tabah mengiring tangis dukaku atas hilangnya nurani seorang perempuan. Turut berbela sungkawa atas matinya perasaan kita. Mungkin benar. Beberapa orang diciptakan berhati baja dan mungkin kau salah satunya.



Lempuyangan (Menunggu Kereta Datang di Tengah Hujan Yogyakarta) - 2016

Komentar

Postingan Populer