Padamu, Aku Bertanya



Aduhai buyung. Negeri yang "gemah ripah loh jinawi" ini terlalu luas untuk disusuri dan diceritakan. Mengapa harus berdiam diri pada zona nyaman? Mengapa masih diam dan duduk, kesedihan membuat dunia menjadi sempit. Sangat sempit. Lantas, apakah ingin tetap seperti ini? Bukankah perubahan tak akan terjadi jika tak ada pergerakan?. 

Pada akhirnya. Yang semalam suntuk bercengkrama denganmu melalui telepon genggam adalah orang orang yang tak mencintai perubahan. Melupakan kebahagian diri sendiri. Yang justru sering berkata mencintaimu setiap saat malah sebenarnya tak sama dengan perkataannya. Mengapa begitu? Coba dengar. Kau bisa saja duduk diam ditempat, di zona nyamanmu. Bercinta dengan telepon genggam termahal sejagat raya. Sah sah saja kita kau menganggap manusia butuh "me time" dalam arti menyenangkan diri sendiri. Tapi coba ingat ingat lagi. 

Diluar sana, ada petualangan seru dari belantara kehidupan yang amat sangat luas. Amat sangat banyak pelajaran yang tak tertulis di buku sekolah.  Guru guru kehidupan yang tak pernah kau temui di dunia akademisi. Perjalanan menunggumu menjadi manusia. Yang utuh, yang benar benar menjadi harfiah seorang manusia. Kembali menjadi manusia dengan fitrahnya. 

Coba ingat ingat. Bukankah dunia hanya perjalanan sesaat sebelum perjalanan lain dimulai kembali? Atau ringkasnya, kehidupan dunia bukankah tak lebih semu dari fajar pagi. Lebih cepat dari tangisan anak kecil dalam dirimu. Manusia serupa halaman buku, kosong. Pada awalnya. Hanya berisi gambar putih saat dilahirkan. Estetika jalan kehidupan kita sendiri yang menentukan. Kitalah yang jadi sutradara bagi diri sendiri. Menginginkan alur cerita yang seperti apa dan dengan akhiran yang bagaimana. 

Ayo keluar. Hadapi dunia dengan menari. Jangat takut. Alam raya menunggumu menjadi manusia yang utuh. Yang berapi-api. Yang tak lekang oleh hujan panas. Aku bersamamu, orang orang yang hatinya diciutkan kelam dunia, beserta masa lalu. Atau kalian, orang orang yang merindu kebebasan. Yang sedang berkelahi dengan waktu. Menunggu ketetapan yang masih kabur oleh harapan harapan yang lepas. 


Padamu, aku bertanya?

Komentar

Postingan Populer